Minggu, 20 Maret 2011

IBLIS DAN SYETAN

Mari kita kenali iblis dan syetan (Agar tidak mudah terjerat)
Submitted by dede on Thu, 01/05/2008 - 12:51. oleh : D2MQ


Uraian dibawah merupakan beberapa sari dari beberapa buku yang ada, dan semoga bermanfaat. Kebenaran hanya datang dari Allah dan kekurangan dan kesalahan adalah karena kebodohan penulis sendiri. Adapun maksud dan tujuan dari penulisan ini adalah, Untuk waspada bahwa dalam suatu perilaku kebaikan masih bisa terdapat jeratan syetan lebih-lebih yang nyata-nyata merupakan suatu kemungkaran.

Dalam perjalanan kehidupan manusia untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat, sudah menjadi ketetapan Allah bahwa Iblis dan keturunannya syetan bertekad akan dan selalu menjerumuskan manusia agar pencapaian kebahagiaan manusia yang hakiki tersebut gagal total.

Ketika seorang hamba baik yang sedang berada dalam kesesatan atau kemungkaran, maupun yang sedang dalam proses perbaikan diri (baca: tobat), Iblis dan syetan tidak akan pernah berputus asa untuk menjerumuskan hamba Allah agar jadi pengikutnya. Jika gagal dengan cara satu, dia akan gunakan cara dua, jika gagal dia akan gunakan cara tiga dsts....dst......

Penjerumusan seorang hamba oleh syetan dalam bisa dalam berbagai bentuk cara terselubungnya, baik sesuatu yang ”bertampak” baik maupun ”bertampak” buruk suatu perilaku manusia. Maksudnya adalah, kalau berupa keburukan sudah jelas perilaku syetan terdapat di dalamnya, misal pembangkangan perintah Allah, pembunuhan, zhalim, merugikan orang lain, fitnah, musyrik, mabuk dan lain-lain. Tetapi bisa juga perangkap terdapat pada suatu perlikaku yang bermula dari sesuatu perilaku baik. Misal, seorang ahli ibadah yang saking rajinnya, sehingga teman-teman atau atasannya memujinya yang membuat dia terjerat kepada sifat ujub apalagi takabur (walau tidak terasa), maka syetan telah berhasil menjeratnya. Atau misal, ketika manusia sedang shalat, padahal manusia itu mampu melaksanakannya dengan diawali wudlu yang sempurna, pelaksanaannya tepat waktu, tetapi pada saat melaksanakan shalatnya, dia dibuat tergesa-gesa sehingga seperti istilah dari Nabi ”....bagaikan ayam yang sedang mematuk makanan”, maka yang demikian itu berarti, cambuk atau rantai yang memang ”selalu” diikatkan oleh syetan pada leher manusia yang sedang shalat berhasil menarik-narik cambuk tersebut ke atas dan kebawah yang membuat shalatnya terkesan seperti ”ayam mematuk makanannya”, sehingga mengakibatkan gerakan tidak tu’maninah, menyia-nyiakan shalat (baca: menghadap Allah).
Jadi apapun bentuknya syetan akan selalu mendampingi manusia untuk menjeratnya. Oleh karena itu, mari kita simak beberapa hal yang bisa kita cermati agar kita mengetahui setiap atau beberapa perilaku kita yang didalamnya terdapt jeratan syetan.


Mencemati perilaku iblis dan syetan.

1.Jin merupakan makhluk Allah yang diciptakan dari api dan bersifat ”ruhaniah” dan dilengkapi akal dan diperintahkan untuk mengabdi kepada Allah seperti halnya manusia. Beberapa tampilan jin dihadapan manusia menjadi 3(tiga) kelompok:
a. Menyerupai anjing, kucing, ular, kalajengking dan berbagai serangga tanah
b. Menyerupai angin yang berhembus kencang dan berdesis
c. Menyerupai manusia, yaitu Jin yang memeluk Agama Allah. Ketentuan pahala dan dosa berlaku baginya
2.Syetan merupakan anak keturunan Iblis dan juga jin yang ingkar (kafir).
3.Iblis merupakan nenek moyang syetan yang pada awalnya setingkat dengan malaikat
Pengelompokan Iblis dan syetan
Al-Quraisy berkata, ”iblis memiliki 5 (keturunan) yang selanjutnya menjadi kelompok pasukan-pasukannya berupa syetan” lebih lengkapnya sebagai berikut:
1. Tsabr, yaitu syetan yang bertugas untuk menyesatkan manusia yang sedang ditimpa musibah, seperti kematian, kecelakaan, dan kebakaran. Mereka menangis meraung-raung sambil merobek-robek atau mencabik-cabik pakaian, menampar-nampar pipinya dan mereiakkan kata-kata yang bernada menyalahkan Allah SWT dan tidak menerima musibah tersebut dengan wajar
2. A’War, yaitu syetan yang bertugas menyesatkan manusia melalui nafsu syahwatnya. Syahwat dalam pengertian global: syahwat terhadap harta, keluarga, lawan jenis yang bukan muhrim, kedudukan, dll yang sifatnya datang dari suatu hasrat tak terkendalikan.
3. Mabsuth, yaitu syetan yang bertugas menyesatkan manusia melalui perbuatan bohong dan menipu.
4. Dasim, yaitu syetan yang bertugas menyesatkan manusia dalam perceraian suami-istri, bermusuhan dengan saudara, rekan-rekan kerja yang pada intinya sampai memutuskan tali silaturahmi. Termasuk didalamnya tidak mudah mema’afkan kesalahan orang lain, dan tidak bertekad meminta ma’af pada saat memiliki kesalahan kepada orang lain yang mengakibatkan hubungan silaturahmi terputus.
5. Zalanbur, yaitu syetan yang bertuga menyesatkan manusia yang berada di pasar-pasar, mall-mall, dan dalam dunia perdagangan. Sehingga dalam kehidupan di pasar, mall-mall terjadi seperti lupa waktu beribadah, dan juga dalam bidang perdagangan terjadi kezhaliman, seperti kecurangan dalam timbangan, berjualan dengan berbohong, tidak memperhatikan halal-haram dalam bentuk barang dagangan, baik barangnya maupun tatacaranya.
Syetan sebagai musuh manusia sesungguhnya sangat ”canggih” dalam membolak-balikan hati manusia bak membelokkan mobil dengan kemudinya. Prasarana utama dalam pembelokkan hati manusia oleh syetan adalam hawa nafsu manusia. (hawa nafsu pengertian global-segala hal mengenai hasrat untuk mencapai sesuatu yang tidak terkendalikan) Sehingga kita harus waspada setiap waktu sepanjang perjalanan hidup ini.


Al-Quraisyi berkata kepada Ahmad bin Hanbal, ”Setiap pagi, iblis mengumpukan tentaranya di muka bumi”.
Lalu Iblis berkata kepada mereka, ”Siapa yang berhasil menyesatkan hati umat Islam maka aku akan memberinya mahkota di atas kepalanya,”
Lalu ada syetan berkata dengan sambutan tegas, ”Aku akan terus menggoda umat islam hingga mereka menceraikan istrinya.”

”Itu tidak cukup karena mereka akan menikah/rujuklagi”, kata iblis

”aku akan menghasut umat islam sehingga mereka mendurhakai orang tuanya, ”kata syetan lagi.



Itu tidak cukup karena mereka akan meminta ma’af dan menaati orang tuanya lagi”,jawab iblis.

”Aku akan menggoda umat islam terus menerus sehingga mereka akan melakukan berzina,” kata syetan yang lain.

”Ide yang bagus”, kata iblis

”Aku akan menyesatkan umat islam melalui nafsu perutnya agar gemar meminum minuman keras,” kata syetan lainnya.

”kamu juga bagus, karena gemar pada minuman keras, manusia akan lalai dan lebih cenderung kepada permusuhan dan kejahatan-kejahatan syahwatnya”, kata iblis

”aku akan menghasut umat islam hingga mereka akan saling membunuh,”kata syetan lain.

”syabas!Syabas!, itu yang betul, ” demikian kata iblis.

”Tidak satupun perintah Allah kepada hamba-Nya, kecuali iblis dan syetan menghalanginya dengan dua tipu dayanya, Yakni menyesatkan manusia yang patuh kepada perintah Allah agar melampaui batas, antara lain dengan menambah0nambah ibadah yang tidak pernah dicontohkan, dan yang kedua bagi hamba Allah yang kurang mematuhinya dan disesatkan dengan sikap masa bodoh dan lalai”

Kalo dilihat dari ”Rapat pagi” sang iblis dengan syetannya yang dilaksanakan setiap pagi, pantas saja kalau kita melihat berita-berita kriminal baik di televisi, media massa dll hampir selalu ada 3 hal tersebut di atas, yaitu (1) berzina/perkosaan (2) Mabuk dan narkoba (3) pembunuhan baik pembunuhan saudara maupun dari hal sepele. Jadi ini dia rupanya, ternyata memang merupakan hasil dari misi sang pasukan syetan dan iblis tiap hari.
”sesungguhnya syetan itu musuh bagimu, maka perlakukanlah ia sebagai musuh, karena sesungguhnya syetan hanya mengajak golongannya agar menjadi penghuni neraka (QS Fathir: 6)
”...dan janganlah kamu sampai terpedaya oleh penipu dalam menaat Allah” (QS. Luqman 33)

”Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu wahai anak cucu Adam agar kamu tidak menyembah syetan? Sesungguhnya syetan itu musuh yang nyata bagi kamu (QS. Yassin 60)

Masih banyak hal yang kita harus pelajari mengenai pencermatan kita terhadap syetan. Diantaranya terdapat sekitar 13 muslihat syetan yang harus kita waspadai, Insya Allah jika ada kesempatan kita share untuk penulis dan kita semua wahai saudaraku.

Sebelum atau pada saat kita berada dalam usaha ke arah perbaikan diri (baca: tobat), pada saat kita mengingat Allah, kita juga diharusnya mengingat syetan dalam arti berusaha untuk selalu mewaspadai jangan sampai kebaikan yang kita lakukan terdapat didalamnya jeratan syetan yang paling kecil/halus sekalipun dengan suatu keyakinan bahwa”Kenyataan Iblis dan syetan akan selalu ada dan SUDAH DIPASTIKAN akan membelokan hati manusia ke arah kemurkaan dan kesesatan walau kita sedang berada dalam kebaikan"

Diantara yang bisa kita lakukan untuk berusaha berlindung kepada Allah agar menghindari dari bisikan dan pendekatan syetan dalam diri kita, ada beberapa yang bisa kita fikirkan dan lakukan, diantaranya:
1. Isti ’adzah; sering-seringlah membaca Ta’awudz. Allah lah yang HANYA menguasai iblis dan syetan, artinya jika kita berlindung, maka mohon perlindunganlah kepada yang menguasainya, yaitu Allah SWT. Tidak ada yang lain. Dalam setiap mulai suatu aktifitas, termasuk shalat, baca al-quran dll.
2. Al-mu’awwidzatain; membaca surat Al-Falaq dan surat An-Nas pada waktu waktu tertentu, misal sebelum shalat, selesai shalat, sebelum berangkat ke pekerjaan, sebelum tidur, selesai tidur, dalam perjalanan, ketika timbul rasa marah, ras kesal, rasa benci, di kantor, di pasar dll. Yang terutama pada saat-saat kita merasa ada “bisikan” jelek dalam hati.
3. Membaca Ayat Kursi
4. Membaca surah albaqarah. Terutama surat 285-286. Dalam suatu hadist dari Suhail dari ayahnya Abu Harairah, Rasullah bersabda ”janganlah kalian jadikan rumah-rumah kalian seprti kuburan. Sesungguhnya rumah yang dibacakan surat albaqarah itu tidak akan dimasuki syetan”
5. Sering-seringlah berdzikir, terutama kalimat Tahlil (Laa ilaha illallah) sesering mungkin.
6. Dalam dzikir sertakan do’a sbb:


7. Bertekadlah untuk MENUTUP pintu syetan dalam diri kita dengan cara menyatakan PERANG terhadap mereka. Kekuatan yang laing utama dalam rangka menutup pintu syetan adalah dengan BENTENG ILMU.

At-Tirmidzi meriwayatkan sebuah hadist dari Ibn ’Abbas bahwa Rasulallah saw bersabda, ”seorang faqih (orang berilmu) akan lebih berat dihadapi syetan daripada seribu orang ahli ibadah” Ibn Abbas berkata, ”beberapa syetan berkata kepada iblis, ”Paduka, kami merasa lebih senang dengan kematian seorang berilmu dibandingkan dengan kematian seorang ahli ibadah. Orang berilmu sangat sulit kami tundukkan, sedangkan ahli ibadah dapat kami tundukan dengan mudah....”
Sebagaimana kisah dari Syaikh Abdul Qadir Jailani yang menuturkan, ”pada suatu hari sedang melakukan perjalanan (safar), aku merasa sangat kepanasan. Waktu aku hampir mati kehausan, waktu itu ada awan hitam menaungiku dan meniupkan angin sejuk hingga air liur dalam diriku mengalir lagi. Tiba-tiba dari awan itu terdengar suara memanggilku, ”Wahai abdul qadir, aku adalah tuhanmu!”, Lalu aku bertanya kepadanya, ”Engkau kah Allah yang tidak ada tuhan selain-Nya?” Untuk kedua kalinya, suara itu menjawab ”Wahai abdul qadir, aku adalah tuhanmu. Aku telah menghalalkan apa yang haram bagimu!”
Aku berkata kepadanya, ”Sebenarnya engkau adalah syetan!. Ketika itu, awan pun tercerai berai. Dan dari arah belakang aku mendengar suara, ”Wahai abdul qadir, engkau telah selamat dati tipu daya dan muslihatku karena engkau benar-benar memahami agamu. Padahal, sebelumnya, aku telah berhasil memperdaya tujuk puluh (70) orang dengan tipu daya dan muslihat yang serupa.” Seorang bertanya kepada Abdul Qadir, ”bagaimana engkau bisa mengetahui bahwa itu adalah syetan?” Abdul Qadir menjawab,”Dari ucapannya, ”aku telah menghalalkan apa yang haram untukmu,sebab sepeninggal Rasulallah saw, tidak ada lagi yang berhak menghalalkan dan mengharamkan.”
Syaik Abdul Qadir jailani berhasil dari tipu dan dan muslihat itu, karena dia memang orang yang berilmu dan memahami islam dengan ilmu yang benar. Bisa dibayangkan kalau kejadian itu kepada orang biasa seperti kita, mungkinkah kita melakukan hal yang serupa dengan Abdul Qadir?, atau malah kita meyakini bahwa yang bersuara itu adalah Allah?.

Ringkasan ini dibuat untuk berbagi kebaikan, Kebenaran hanya datang dari Allah semata. Untuk sementara, demikian uraian singkat dari penulis.
Semoga bermafaat,

Allahu A'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar