akhirnya semakin tahu...
dan memastikan untuk perlahan menutup pintu
karena tak ku temukan mimpi itu
hanya kebisingan,hingarbingar
aku dan yang kumiliki
dan disanapun
laksana alam dalam imajinasi yang tak mungkin tergoreskan lewat pena yang terbelah sejak tulisan pertama
meski dengan kengerian,
dengan rasa takut,
dengan ruh yang menguap
aku ingin bicara
sedalam palung kenangan, yang parau
lalu meminjam airmata pada kantung kediaman yang siap mengalirkan duka
di malam yang terbiasa
mencumbui jarum waktu hingga terhitung angka-angka
.. pusaran gulita
dan salju-salju yang menghinggapi jiwa.
selamat bersiap, duhai jiwa...
dan memastikan untuk perlahan menutup pintu
karena tak ku temukan mimpi itu
hanya kebisingan,hingarbingar
aku dan yang kumiliki
dan disanapun
laksana alam dalam imajinasi yang tak mungkin tergoreskan lewat pena yang terbelah sejak tulisan pertama
meski dengan kengerian,
dengan rasa takut,
dengan ruh yang menguap
aku ingin bicara
sedalam palung kenangan, yang parau
lalu meminjam airmata pada kantung kediaman yang siap mengalirkan duka
di malam yang terbiasa
mencumbui jarum waktu hingga terhitung angka-angka
.. pusaran gulita
dan salju-salju yang menghinggapi jiwa.
selamat bersiap, duhai jiwa...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar