pelangi
Jumat, 31 Januari 2014
Sabtu, 08 Juni 2013
Bagian akhir
seperti suguhan striping yang tak logis
mamaksa merubah skenrio yang berrithma parau
dan kau tiba dipenghujung
dengan ending yang tak tergambar jelas
namun bagian akhir itu menjadi penuh warna
tawa dan kesenyapan bertaut
seperti jemari yang bergenggam dalam gelap yang takut
seperti mata yang berisyarat
kita
yang tak sanggup tanpa bergandengan
yang melemah tanpa saling lekatkan dua kekuatan
lorong kalbu menggelap
fajar merayap
bagian akhir skenario itu tlh berubah
mengalir seperti sungai kecil yang terus mengalir di pematang rasa
gemerciknya sejenak mendamaikan gundah
kita,kita ..bagaimanakah tiba hingga muara
mampukah mengurai rahasia-Nya?
Kamis, 14 Maret 2013
BAWA AKU PULANG
sudah beribu malam
kau menghampiriku, memandangiku tanpa bicara
menghakimiku tanpa berkata-kata
sorot matamu menancap,
hingga saat kupaksa pejam pun,
aku menunduk,
darah meleleh disanubari,
merembasi mimpi, ambisi, kepongahan, kenaifan dan kemunafikan ragawi
darah dan nanah
dtelapak kaki yang kuseret
di mulut hingga menembus kerongkongan
di bibir,
di dada,
dihati, dalam genggaman yang mengering
dikerahasiaan,
dalam sejuta hening dan diam
Kau
yang benar
memandangiku tanpa berkata - kata
bertanya tak bertanya lewat kegundahan
mengancamku dengan telunjuk waktu di paruh malam
yang datang dan datang lagi dengan tatapan menghynjam
aku terdiam
kuteriakkan
aku ingin pulang...
bawalah aku pulang...
aku menunduk
darah tlh mengering
namun nyerinya menggigilkan setiap jejak yang melintas
aku rindu
aku rindu memeluk-Engkau
meski dengan selaksa beban dipunggungku.
aku ingin membaginya dengan keajaiban-Mu
dan pulang bersama cinta-Mu.
kau menghampiriku, memandangiku tanpa bicara
menghakimiku tanpa berkata-kata
sorot matamu menancap,
hingga saat kupaksa pejam pun,
aku menunduk,
darah meleleh disanubari,
merembasi mimpi, ambisi, kepongahan, kenaifan dan kemunafikan ragawi
darah dan nanah
dtelapak kaki yang kuseret
di mulut hingga menembus kerongkongan
di bibir,
di dada,
dihati, dalam genggaman yang mengering
dikerahasiaan,
dalam sejuta hening dan diam
Kau
yang benar
memandangiku tanpa berkata - kata
bertanya tak bertanya lewat kegundahan
mengancamku dengan telunjuk waktu di paruh malam
yang datang dan datang lagi dengan tatapan menghynjam
aku terdiam
kuteriakkan
aku ingin pulang...
bawalah aku pulang...
aku menunduk
darah tlh mengering
namun nyerinya menggigilkan setiap jejak yang melintas
aku rindu
aku rindu memeluk-Engkau
meski dengan selaksa beban dipunggungku.
aku ingin membaginya dengan keajaiban-Mu
dan pulang bersama cinta-Mu.
Rabu, 06 Maret 2013
Senin, 25 Februari 2013
tepian siksa
dan bahkan aku tak menginginkannya
bagaimana bisa
Tuhankah dengan skenario-Nya?
saat wajah-wajah bersih menghampiri dan bertanya
tak mungkin terjawab
kecuali dengan bibir berlumuran darah.
Cukuplah semestinya
perjalanan hampir usai
kaki melelah
tak ada yang didapat kecuali jarum waktu yang mencabik-cabik
lalu koyakannya menjadi semacam dinding antara aku dan Dia.
dan bahkan saat bersujud
mencoba menemukan-Nya dalam sejengkal jarak
Robbi, Robbi...
Cukuplah semestinya
dan adakah kekuatan itu
saat harus menghadang laju waktu
dan bahkan aku tak menginginkannya
bagaimana bisa
Tuhankah dengan skenario-Nya?
saat wajah-wajah bersih menghampiri dan bertanya
tak mungkin terjawab
kecuali dengan bibir berlumuran darah.
Cukuplah semestinya
perjalanan hampir usai
kaki melelah
tak ada yang didapat kecuali jarum waktu yang mencabik-cabik
lalu koyakannya menjadi semacam dinding antara aku dan Dia.
dan bahkan saat bersujud
mencoba menemukan-Nya dalam sejengkal jarak
Robbi, Robbi...
Cukuplah semestinya
dan adakah kekuatan itu
saat harus menghadang laju waktu
Rabu, 20 Februari 2013
Minggu, 18 November 2012
Kamis, 04 Oktober 2012
SAYAP
ini,
memaksa melakukan pembenaran
atas rasa bersalah
mengayun murka
menidurkan prahara
bahkan disetiap percik api yang terpantik
ilusi menjelajahi rimba heningmu
dengan syimfhony tanpa birama
seperti lukisan diatas canvas sutera,
menyapu luka
dan
bahkan
telunjuk Hakim Abadi pun, menjelma sang Maha Bijaksana
taqdir
taqdir
selalu melakukan pembenaran
pembenaran
dan pebenaran
andai saja... sayap itu ada.
memaksa melakukan pembenaran
atas rasa bersalah
mengayun murka
menidurkan prahara
bahkan disetiap percik api yang terpantik
ilusi menjelajahi rimba heningmu
dengan syimfhony tanpa birama
seperti lukisan diatas canvas sutera,
menyapu luka
dan
bahkan
telunjuk Hakim Abadi pun, menjelma sang Maha Bijaksana
taqdir
taqdir
selalu melakukan pembenaran
pembenaran
dan pebenaran
andai saja... sayap itu ada.
Sabtu, 29 September 2012
SANG MALAIKAT ( Buat ayahanda tercinta )
Dan kemudian sesuatu terjadi
menginterpretasikannya dengan nalar setingkat para nabi
sehabis pertarungan sengit nurani...
tanganku tergantung dilangit
memegang kuat menahan geletar ..
berjalan tidak lagi dengan kaki
penglihatanku menembus lapisan waktu
yang silam dan akan terjadi
lalu aku melihat sepasang kaki kecil tertatih..
sebentuk bibir mungil terpatah-patah mencoba mengeja kenangan
seorang bayi, seorang anak, seorang remaja, beranjak dewasa dan lalu dikematangan usia,
yang tetap dipelukan sang malaikat
sang malaikat...
sang penjaga
sang pemilik telaga hati sebening suarga
yang tak kenal lelah
menaburkan selaksa doa
yang tangannya tetap siap memeluk....
sang malaikat ..
yang tercabik-cabik ...
dan terasing saat merindui sang bayi yang melesat pergi
yang tidak ada saat kau butuh dia menguatkanmu
yang hilang..
yang mengombang-ambing kemestian
yang berpihak pada keakuan
yang menikam mu
yang mengalirkan tangis dibatinmu
Sang malaikat itu
......................adalah engkau
dan akulah................ bayi itu.
Ampunkanlah..
menginterpretasikannya dengan nalar setingkat para nabi
sehabis pertarungan sengit nurani...
tanganku tergantung dilangit
memegang kuat menahan geletar ..
berjalan tidak lagi dengan kaki
penglihatanku menembus lapisan waktu
yang silam dan akan terjadi
lalu aku melihat sepasang kaki kecil tertatih..
sebentuk bibir mungil terpatah-patah mencoba mengeja kenangan
seorang bayi, seorang anak, seorang remaja, beranjak dewasa dan lalu dikematangan usia,
yang tetap dipelukan sang malaikat
sang malaikat...
sang penjaga
sang pemilik telaga hati sebening suarga
yang tak kenal lelah
menaburkan selaksa doa
yang tangannya tetap siap memeluk....
sang malaikat ..
yang tercabik-cabik ...
dan terasing saat merindui sang bayi yang melesat pergi
yang tidak ada saat kau butuh dia menguatkanmu
yang hilang..
yang mengombang-ambing kemestian
yang berpihak pada keakuan
yang menikam mu
yang mengalirkan tangis dibatinmu
Sang malaikat itu
......................adalah engkau
dan akulah................ bayi itu.
Ampunkanlah..
Rabu, 19 September 2012
Diagnosa penyakit dari tulang belakang
·
Summary rating: 4Pasien dalam posisi tengkurap, coba raba di sebelah kiri dibawah
scapula (belikat) sampai dengan otot bagian atas pinggang (menggunanakan ibu
jari) apakah ada tonjolan atau tidak, bila ada tonjolan dan ditekan pelan
terasa sakit, hal ini mengindikasikan ada gejala penyakit radang lambung atau
gastric ulser.
Bila ada tonjolan di sebelah kanan bawah scapula (belikat) sampai
otot bagian atas pinggang, hal ini mengindikasikan ada batu empedu atau
penyakit liver.
Apabila diantara otot kiri samping scapula dengan ruas tulang
belakang ada yang tidak merata dan ada tonjolan atau ada benjolan kecil, hal
ini mengindikasikan ada kelainan jantung.
Bila bahu sebelah kiri turun ke bawah, hal ini dapat membengkokan
ruas tulang belakang, sehingga :
Pertama, Sudut antara saluran keluar/outlet dari lambung ke usus
12 jari lebih kecil.
Kedua, Sekresi enzim pencernaanya banyak/ berlebihan
Ketiga, Sakit lambung/ gastric ulcer
Melihat bentuk belikat dari belakang.
pertama, Postur kedua bahu yang menekuk ke
depan, mengindikasikan mudah terserang flu, bronchitis, leher membengkak, dada
terasa tertekan dan aktifitas paru-paru terbatas.
keDua, Postur kedua bahu menekuk ke belakang,
hal ini mengindikasikan liver dan pankreas mudah terjadi perubahan patologis.
keTiga, Sebelah kanan normal, sebelah kiri
menekuk ke depan, hal ini mengindikasikan bagian dada dan jantung tertekan,
kemungkinan terserang jantung, bagi yang hipertensi mudah terjadi komplikasi
jantung, bagi yang osteoporosis mudah terserang komplikasi panyakit katup
jantung.
keEmpat, Sebelah kiri normal, sebelah kanan
menekuk ke depan, hal ini mengindikasikan paru- paru kanan tertekan, mudah
terserang penyakit bagian dada.
keLima, Sebelah kanan normal, sebelah kiri
menekuk ke belakang, hal ini mengindikasikan postur tubuh bagian bawah mudah
berkeringat dan mempengaruhi susunan syaraf autonomik.
keEnam, Sebelah kiri normal, sebelah kanan
menekuk ke belakang, hal ini mengindikasikan bagian tubuh atas mudah
berkeringat.
Sumber:http://id.shvoong.com/medicine-and-health/alternative-medicine/2219105-diagnosa-penyakit-dari-tulang-belakang/#ixzz26y3l8WxN
SEPERTI DIMAKAN WAKTU
Seperti dimakan waktu
seperti lukisan kehilangan warna
seperti nyanyian tanpa rythma
seperti gunung berkabut
seperti laut tak berombak
seperti hilang
seperti hilang
seperti hilang
seperti bait tak terjemahkan
seperti ku
seperti kekakuan
seperti kejemuan
seperti kemestian
seperti kewajaran
seperti keinginan pulang,
pulang...
seperti selimut kapas
seperti lilin yang meleleh
seperti puncak keterpaksaan, ketakutan dan keputusasaan.
seperti lukisan kehilangan warna
seperti nyanyian tanpa rythma
seperti gunung berkabut
seperti laut tak berombak
seperti hilang
seperti hilang
seperti hilang
seperti bait tak terjemahkan
seperti ku
seperti kekakuan
seperti kejemuan
seperti kemestian
seperti kewajaran
seperti keinginan pulang,
pulang...
seperti selimut kapas
seperti lilin yang meleleh
seperti puncak keterpaksaan, ketakutan dan keputusasaan.
Selasa, 18 September 2012
MEMBATU
ada yang terurai,
ada yang tersimpul,
pada saat bersamaan..
demikianlah hidup
demikianlah Allah mengatur
dan kebesaran hati menjadi taruhannya
tak ada tangis
tak ada apapun
segalanya menjadi datar dan biasa
demikianlah di penghabisan
demikianlah Allah memberi kekuatan
dan waktu menjadi tempaan
ada yang tersimpul,
pada saat bersamaan..
demikianlah hidup
demikianlah Allah mengatur
dan kebesaran hati menjadi taruhannya
tak ada tangis
tak ada apapun
segalanya menjadi datar dan biasa
Add caption |
demikianlah di penghabisan
demikianlah Allah memberi kekuatan
dan waktu menjadi tempaan
Senin, 17 September 2012
Sabtu, 01 September 2012
BULAN HITAM
Semacam semedi
Menyatukan kegamangan
Dalam ciuman nelangsa
Dan jantung menjadi pelepah rasa
Degupnya menggelepar tanpa irama
Hamba - hamba yg terdiam
Keperihan yang terekam
Sedang langkah terlanjur terenda
Mengingkari kemusykilan
Lalu Kini
Semua meruncing di pucuk mimpi
Antara keletihan dan ketakrelaan melepas pelukan waktu
Nyeri mencabik
Dan ketakpastian menjadi belati
membentuk seringai penjaga api
dan Dia yang menatap tajam pada pengabdian yang terkoyaki.
Menyatukan kegamangan
Dalam ciuman nelangsa
Dan jantung menjadi pelepah rasa
Degupnya menggelepar tanpa irama
Hamba - hamba yg terdiam
Keperihan yang terekam
Sedang langkah terlanjur terenda
Mengingkari kemusykilan
Lalu Kini
Semua meruncing di pucuk mimpi
Antara keletihan dan ketakrelaan melepas pelukan waktu
Nyeri mencabik
Dan ketakpastian menjadi belati
membentuk seringai penjaga api
dan Dia yang menatap tajam pada pengabdian yang terkoyaki.
Langganan:
Postingan (Atom)